SIDOARJO, iNewsMojokerto.id - Proses evakuasi delapan santri dari reruntuhan bangunan musala ambruk di Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, hingga Selasa (30/9/2025) dini hari berlangsung dramatis. Evakuasi dilakukan oleh tim SAR gabungan dengan menyingkirkan satu persatu material bangunan.
Para korban yang berhasil dievakuasi langsung dilarikan petugas ke sejumlah rumah sakit di Sidoarjo, di antaranya RSUD Notopuro, RS Delta Surya dan RSI Siti Hajar.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), mengungkapkan tujuh korban pertama dievakuasi pada Senin malam, sedangkan satu korban lagi ditemukan pada Selasa dini hari.
“Meski menghadapi kondisi reruntuhan bangunan yang tidak stabil dan banyaknya material di lokasi, tim SAR tetap berupaya mengevakuasi korban dengan mengutamakan keselamatan,” ujar Nanang, Selasa (30/9/2025).
Nanang menambahkan, kendala utama proses evakuasi adalah struktur bangunan yang rapuh dan timbunan material beton yang berat. Meski begitu, operasi penyelamatan terus dilakukan dengan dukungan penuh dari berbagai unsur SAR, BPBD, TNI, Polri serta relawan.
Detail evakuasi mencatat korban pertama berhasil dikeluarkan pukul 18.01 WIB, disusul korban kedua pukul 18.16 WIB. Korban ketiga ditemukan pukul 19.00 WIB, korban keempat pukul 19.16 WIB, kelima pukul 19.38 WIB, keenam pukul 20.55 WIB, ketujuh pukul 22.01 WIB, dan korban kedelapan pada pukul 01.58 WIB.
Berdasarkan data sementara, total 100 santri terdampak insiden ini. Sebanyak 91 orang berhasil menyelamatkan diri secara mandiri, delapan dievakuasi dalam kondisi selamat oleh tim SAR dan satu santri meninggal dunia.
Tragedi ambruknya bangunan musala terjadi saat santri tengah melaksanakan salat Asar berjamaah pada Senin (29/9/2025) sore. Saat ini proses penyelamatan korban masih terus dilakukan.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
