"Saya bangga bisa kerja bersama tentara. Biasanya cuma lihat di TV, sekarang bisa kerja sama-sama," ujar Abdul Sarman (54) seorang pria yang sehari-hari hidup dari ladang
TMMD bukan hanya soal jalan dan bangunan. Di balik program ini, ada kepedulian mendalam terhadap kesejahteraan sosial dan kemandirian masyarakat desa. TMMD Jombang juga menggelar berbagai aktivitas non-fisik: penanaman pohon; penyuluhan kesehatan; perpustakaan keliling untuk anak-anak; hingga pasar murah yang membantu kebutuhan pokok warga.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, yang hadir dalam pembukaan TMMD di Desa Kromong turut mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk konkret dari filosofi pembangunan daerah, bertajuk: Noto Kuto, Bangun Deso.
"Kami ingin kolaborasi seperti ini terus berlanjut. Setiap tahun, desa harus merasakan keadilan pembangunan, bukan hanya kota," ucap Agus menandaskan.
TMMD ke-125 bukan sekedar agenda tahunan. Ini merupakan bentuk nyata bahwa pembangunan bisa tumbuh dari desa, bukan hanya dari pusat kota. Di antara bata, semen, dan suara cangkul, terselip harapan-harapan kecil yang perlahan menjelma menjadi kenyataan.
Editor : Zainul Arifin
Artikel Terkait
