MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian wilayah Jawa Tengah memasuki puncak musim kemarau pada Juli 2023. Sementara sebagian yang lain berangsur pada Agustus 2023.
Wilayah Jateng yang akan memasuki puncak kemarau Juli meliputi bagian tenggara dan selatan Kabupaten Purworejo serta sebagian wilayah timur laut Kabupaten Cilacap. Di pegunungan tengah Jawa Tengah, daerah yang diprakirakan memasuki kemarau pada Juli 2023 terdiri atas sebagian wilayah Banjarnegara dan wilayah utara Kabupaten Wonosobo.
Dikutip dari laman BMKG Jatim, wilayah Jawa Timur (Jatim) yang memasuki puncak kemarau pada Juli diperkirakan hanya 2 wilayah saja. Wilayah tersebut yaitu sebagian wilayah Kediri dan sebagian perbatasan Tulungagung-Blitar.
Sementara itu, secara keseluruhan wilayah Jatim akan memasuki puncak kemarau pada Agustus 2023. Beberapa titik terpantau diperkirakan mengalami puncak kemarau pada September.
Meski demikian, efek kemarau telah dilaporkan mendera ratusan desa. Sebanyak 27 kabupaten/kota di Jatim berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Ke-27 kabupaten/kota itu terdiri atas 1.617 dusun, 844 desa/kelurahan dan 221 Kecamatan.
Sebanyak 844 desa/kelurahan terbagi dalam 500 kering kritis, 253 kering langka dan 91 kering langka terbatas. Estimasi warga terdampak dari kekeringan di Jatim tahun ini sebanyak 1.666.433 jiwa dengan jumlah 655.277 kepala keluarga (KK).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, musim kemarau 2023 di Jatim diperkirakan terjadi pada Mei 2023 hingga September 2023. Di mana puncak musim kemarau akan terjadi di bulan Agustus 2023 dan akhir Juli 2023 bagi sebagian wilayah di Jatim.
“Pekan lalu kita sudah melakukan apel Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla) di Kaliandra Resort, Pasuruan. Namun yang juga kita harus waspadai berikutnya adalah potensi bencana kekeringan,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Selasa (13/6/2023).
Editor : Trisna Eka Adhitya
