Ini Orang yang Berani Tusuk Raja Majapahit, Jabatannya Tinggi di Istana

Nanda Alifya Rahmah
Ini orang yang berani tusuk Raja Majapahit. (Foto: istimewa)

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Dalam misteri kerajaan Majapahit, tersimpan kisah kelam mengenai pembunuhan seorang raja. Salah satu keturunan Prabu Wijaya diketahui tewas oleh salah satu orang dalam istana.

Siapakah raja Majapahit yang tewas dibunuh? Ialah Prabu Jayanegara, putra Prabu Wijaya dari seorang selir.

Dalam kisah pembunuhan penguasa Majapahit ini, tentu hal yang menggugah rasa ingin tahu adalah siapa dalang di baliknya. Apa alasan dan bagaimana ia berani menusuk penguasa wilayah terbesar di Nusantara dan pemilik armada pasukan yang luar biasa.

Orang yang berani menusuk Raja Majapahit itu adalah Ra Tanca. Terungkap melalui Kitab Pararaton, Ra Tanca sesungguhnya adalah seorang tabib kerajaan Majapahit yang amat dipercaya Raja.

Ra Tanca bukanlah tabib biasa. Bicara mengenai apa posisinya di kerajaan Majapahit sangatlah penting.

Ra Tanca adalah salah satu anggota Dharmaputra. Itu merupakan sebuah istilah jabatan yang dibentuk oleh Prabu Wijaya.

Raja pertama Kerajaan Majapahit membentuk Dharmaputra sebagai tim beranggotakan tujuh orang kepercayaan kerajaan yang memiliki keahlian tinggi. Ketujuh anggota Dharmaputra tersebut adalah Ra Tanca, Ra Kuti, Ra Semi, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa.

Jadi, saat Prabu Jayanegara menjabat, Ra Tanca sudah berusia lanjut. Di masa itu, kekuasaan Jayanegara ditolak oleh para Dharmaputra.

Semua Dharmaputra tewas sebagai pemberontak yang tidak menghendaki kekuasaan Jayanegara. Ra Tanca adalah satu-satunya anggota Dharmaputra yang masih hidup setelah peristiwa pemberontakan Ra Kuti, rekannya sebagai Dharmaputra.

Peristiwa Ra Kuti terjadi tahun 1319. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1328 Ra Tanca mengambil gerakan pertama.

Ia menemui Gajah Mada untuk menyampaikan keluhan istrinya mengenai Prabu Jayanegara. Dari keterangan istrinya, Ra Tanca mengetahui bahwa Prabu Jayanegara melarang kedua saudarinya beda ibu untuk menikah.

Hal itu diyakini sebagai muslihat Jayanegara agar kekuasaan Majapahit tidak jatuh ke tangan saudarinya.

Namun, ada pula sumber menyebut bahwa apa yang dikeluhkan oleh istri Ra Tanca adalah perbuatan lalim Sang Prabu yang dianggap tidak pantas kepada dirinya.

Pesan Ra Tanca ini ternyata tidak ditindak oleh Gajah Mada selaku tangan kanan Prabu Jayanegara. Para sejarawan menyebut hal itu menyulut Ra Tanca untuk bertindak sendiri.

Alkisah pada suatu hari Ra Tanca dipanggil ke kamar Prabu Jayanegara untuk mengobati bisul Sang Raja. Di kamar itulah, peristiwa pembunuhan Prabu Jayanegara terjadi.

Dikisahkan Ra Tanca menghunuskan keris ke tubuh Prabu Jayanegara yang terbaring. Kesempatan tersebut tentu hanya mungkin dimiliki orang kepercayaan seperti Ra Tanca.

Saat mengetahui hal tersebut, Gajah Mada lekas bertindak dan menghunuskan keris pada Ra Tanca. Tewaslah Ra Tanca di ujung keris Gajah Mada.

Nyawa Prabu Jayanegara pun juga tidak tertolong. Raja yang belum memiliki permaisuri dan keturuna itu tewas di tangan Ra Tanca, tabib istananya.

Sementara itu, ada sumber yang menyebut bahwa Ra Tanca membunuh Jayanegara dengan cara memberinya racun.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network