SEMARANG, iNewsMojokerto.id - Sepeda motor diciptakan memang hanya untuk dinaiki maksimal dua orang. Jika lebih, ada bahaya yang akan mengintai baik untuk pengendara maupun penumpang.
Seringkali, kecelakaan fatal pun terjadi ketika naik sepeda motor berboncengan lebih dari satu orang. Karena pada dasarnya, desain sepeda motor baik dari ukuran jok, ruang kaki, titik berat, jarak sumbu roda dan berbagai hal lainnya tentang motor telah diciptakan dengan tingkat keamanan yang memadai untuk maksimal dua orang.
Kelebihan beban akan tercipta manakala ada lebih dari dua orang yang menaiki sepeda motor. Telapak ban akan melebar karena beban berlebih, hingga daya yang dibutuhkan untuk memutar ban dan dayayang dibutuhkan untuk menggeser arah ban depan akan sangat berpengaruh terhadap akselerasi.
"Sehingga menjadi lamban (terutama matik) dan setang akan menjadi lebih berat. Dampak pada rem adalah membutuhkan jarak lebih jauh untuk berhenti karena beban yang berlebihan," kata Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng, Oke Desiyanto, Selasa (24/1/2025).
Waktu mencari keseimbangan motor juga akan jauh lebih lama. Koreksi stang untuk menjaga keseimbangan agar stabil akan jauh lebih sulit.
Sehingga oengendara akan mengalami banyak kesulitan dalam menjaga kesimbangan dan mengontrol kendaraan. Apalagi ditambah medan permukaan jalan yang tidak rata.
Kendaraan dengan beban dan dimensi yang berlebih menyebabkan kendaraan sulit dikontrol, sulit menjaga keseimbangan dan manuver. Risiko kecelakaan akan semakin tinggi jika kondisi lingkungan melalui jalan rusak.
Kemampuan mesin yang tidak seimbang dengan beban akan menjadi hambatan berikutnya. Sebab reaksi motor jadi lebih lamban, sehingga memperparah kesulitan mencari kesimbangan yang dalam kondisi normal dibantu gas atau tenaga mesin.
Saat melakukan pengereman akan kesulitan menemukan pengereman yang akurat akibat beban berlebih serta saat mengerem. Beban tubuh pembonceng yang kakinya tidak berada di footstep akan menyebabkan tubuh mengayun ke depan untuk ditahan punggung pengendara.
Ruang gerak lengan pengendara akan berkurang jauh karena terkoreksi panjang jok yang terbagi untuk tiga orang. Ketidakmampuan kendaraan yang melebihi batasan desainnya, akan menyebabkan komponen terkait dari motor lebih cepat rusak.
Bahkan potensi menyebabkan orang lain terlibat kecelakaan. Kerugian yang timbul tidak hanya sakit atau cidera yang dialami.
Namun juga kerugian material karena kerusakan motor, waktu yang terbuang untuk menyelesaikan urusan akibat kecelakaan, serta waktu penyembuhan dan waktu perbaikan kendaraan.
“Risiko pembonceng saat mengalami kecelakaan sama bahkan lebih tinggi dibanding pengendara. Pembonceng harus memakai perlengkapan keselamatan, begitu pula pengendara tetap utamakan keselamatan," ucapnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait