Warga Desa Geger, Seorang Lansia di Tapanuli Selatan Tewas Diduga Dimakan Harimau

Trisna Eka Adhitya
Lansia di Tapsel ditemukan tewas tinggal tulang belulang. Diduga korban diterkam harimau (Wahyudi Auli/MNC Portal)

MEDAN, iNewsMojokerto.id - Warga Tapanuli Selatan, Sumatera Utara digegerkaan dengan penemuan jasad mengenaskan seorang pria lanjut usia (lansia) bernama Saipul Ritonga (60). Kematian pria lansia ini diduga akibat dimakan harimau sumatera

Saat ditemukan pada Rabu (17/8/2022) di dekat Dusun Sitalak, Desa Lobu Tayas, Kecamatan Aek Bila, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara kondisi korban tinggal tulang belulang. Selain itu, beberapa bagian tubuhnya juga tercecer di beberapa titik. 

"Saipul diduga tewas akibat dimangsa Harimau Sumatera," kata Direktur Yayasan Alam Liar Sumatera (YALS), Haray Sam Munthe, Jumat (19/8/2022). 

Penemuan jasad korban ini pertama kali ditemukan oleh kerabatnya bernama Saruddin Ritonga. Saruddin saat itu mencari Saipul yang hilang. 

Saipul terakhir terlihat pada Kamis, 11 Agustus 2022 lalu. Waktu itu, Saipul berjalan kaki menuju rumah kerabatnya di Desa Silangkitang, Kecamatan Aek Bila. 

Namun hingga Rabu 17 Agustus 2022, Saipul tak kunjung tiba. Saruddin yang penasaran berniat menyusul Saipul. 

Saruddin pun terkejut ketika berada di sekitar 500 meter dari Dusun Sitalak. Ia menemukan tas, sepatu, parang dan beberapa potongan  kaki dan tulang-belulang di jalan menuju dusun tersebut yang dikenalinya milik Saipul. 

"Sahruddin kemudian berusaha mengumpulkan anggota tubuh korban yang berserakan, namun Saruddin mendengar suara-suara aneh dari balik rimbunan belukar yang ia duga adalah harimau sumatera," kata Haray.

Karena takut, Saruddin pulang dan memberitahu warga dusun Adian dan menghubungi keluarga lainnya yang berada di luar Desa Lobu Tayas. Baru pada malam hari puluhan orang warga dari dusun lainnya bersama Kepala Desa Lobu Tayas mendatangi lokasi.

Meski menang jumlah, warga tidak berani mengumpulkan potongan tubuh korban. Hal ini lantaran harimau sumatera tidak mau menjauh dari lokasi. 

"Pencarian ditunda hingga pagi hari dan berhasil mengumpulkan tulang- belulang korban lalu dimakamkan di dusun Sitalak," katanya. 

Saat melaukan pencarian korban, kata Haray, warga menemukan banyak jerat di sekitar lokasi. Pada pertengahan Juni, Yayasan Alam Liar Sumatera (YALS) bersama relawan mengangkat 40 jerat dari seling baja tidak jauh dari dusun Sitalak, Desa Lobu Tayas dan telah melakukan sosialisasi tentang dampak pemasangan jerat terhadap harimau sumatera dan warga setempat. 

Kawasan Hutan Lindung di sekitar desa Lobu Tayas yang masuk kedalam wilayah KPH V Aek Kanopan ini, sudah sejak sepuluh tahun lalu menjadi wilayah monitoring kegiatan pelestarian alam dan perlindungan satwa khususnya harimau sumatera dari Yayasan Alam Liar Sumatera (YALS). Data Yayasan Alam Sumatera terdapat dua harimau sumatera yang memiliki teritori di sekitar Desa Lobu Tayas.
 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network