MOJOKERTO, iNews.id - Overthinking adalah reaksi yang terjadi saat pikiran dan perasaan terlalu fokus pada satu hal. Pada akhirnya, hal tersebut menyita hampir seluruh energi kita.
Cara mengatasi overthinking bisa dimulai dengan konsep sederhana. Yaitu dengan cara bertanya pada diri sendiri, "Mengapa saya overthinking pada hal tersebut?".
Berikut ini 8 hal yang dilansir tim iNews dari laman Tony Robbins, seorang pengusaha dan filantropi asal New York yang kerap berbagi motivasi dan metode sukses dalam berbisnis dan menjalin relasi.
1. Identifikasi pola overthinking
"Mengapa saya terlalu memikirkan segalanya?", banyak orang tidak pernah menemukan jawaban atas pertanyaan itu.
Seperti yang dikatakan Tony Robbins, "Biarkan rasa takut menjadi penasihat dan bukan penjaga penjara." Cara pertama yang bisa dilakukan untuk mendekatinya adalah mengenali pola.
Pola pikir negatif dan destruktif datang dalam berbagai bentuk. Pola pikir ini cenderung muncul selama masa stres atau konflik. Akibatnya, pikiran menjadi suka merenung dan terus-menerus khawatir.
2. Kelola cerita Anda
“Kita semua menceritakan diri kita sendiri. Pertanyaannya adalah, apakah cerita Anda memberdayakan Anda atau menahan Anda?” kata Tony.
Kisah-kisah yang kita ceritakan kepada diri kita sendiri tentang siapa diri kita memengaruhi setiap aspek kehidupan kita. Misalnya, kalimat "Saya selalu khawatir" atau "Saya secara alami lebih cemas daripada orang lain" yang disampaikan berulang-ulang pada diri sendiri tentu akan membentuk atmofser pikiran yang negatif.
Untuk bisa mengatasi pikiran yang membatasi, Anda harus terlebih dahulu mengidentifikasinya. Ganti kisah-kisah negatif kepada diri sendiri dengan yang positif. Misalnya, "Saya bertanggung jawab atas emosi saya" atau "Saya berupaya untuk menemukan ketenangan."
3. Lepaskan masa lalu
orang yang overthinking biasanya berfokus pada masa lalu. Jangan menghabiskan energi pada pikiran "bagaimana jika" dan "seharusnya".
Masa lalu tidak bisa diubah. Melepaskan masa lalu berarti tidak membiarkan kesalahan mengendalikan keputusan masa depan.
Termasuk upaya untuk tidak membiarkan hal-hal buruk yang telah dilakukan pada Anda mengendalikan emosi Anda. Dengan kata lain, melepaskan masa lalu juga berarti memaafkan orang lain dan melepaskan kemarahan.
4. Hiduplah saat ini
Keluar dari bayang-bayang masa lalu dan hidup di momen sekarang tidak semudah menekan tombol reset. Namun, cobalah melihat apa yang ada di sekitar Anda sekarang: ruangan, waktu, orang-orang, kegiatan positif yang bisa dilakukan untuk membuat diri bahagia saat ini.
Bernapas dan fokus pada saat ini – apa yang Anda dengar dan lihat? Apa yang bisa disyukuri? Pada awalnya, itu akan membutuhkan waktu agar kesadaran bisa menangkap hal-hal tersebut dengan baik dan terbuka.
Ritual harian seperti meditasi dapat membantu melatih kembali otak untuk hidup di saat ini. Segera Anda akan menemukannya datang secara alami.
5. Jadilah tuan dari emosi Anda
Hidup di saat ini tidak berarti mengubur emosi negatif. Untuk menguasai emosi, perlu mengenali dan mengidentifikasi akar penyebabnya.
Saat merasa cemas, gali lebih dalam. Sering kali ini bersumber pada bagaimana menghadapi ketakutan yang lebih besar, misalnya merasa tidak mampu mengendalikan hidup atau tidak mengalami pencapaian yang diinginkan.
Sadarilah akar penyebab pemikiran berlebihan dan mulai membuat kemajuan untuk menghentikannya.
6. Fokus pada solusi
"Identifikasi masalah Anda, tetapi berikan kekuatan dan energi untuk solusi," kata Tony.
Setelah mengidentifikasi alasan sebenarnya dari stres dan kecemasan, pekerjaan belum selesai. Satu-satunya cara untuk belajar bagaimana berhenti berpikir berlebihan adalah dengan mengambil alih hidup melalui solusi.
Jika menemukan solusi sendiri terlalu sukar, bicaralah dengan seseorang untuk mendapat nasihat dan masukan. Setidaknya biarkan orang yang Anda percaya mengetahui situasi Anda.
7. Kenali perasaan takut dan intuisi
Pemikir yang berlebihan sering mengalami kesulitan membedakan antara rasa takut membuat kesalahan dan perasaan mendalam bahwa ada sesuatu yang salah. Mengetahui apakah rasa takut atau intuisi membimbing tindakan akan membantu orang keluar dari pikiran negatif dan mengambil langkah yang diperlukan.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait