JAKARTA, iNews.id - Hero Supermarket merupakan supermarket pertama di Indonesia. Kisah suksesnya hingga menjadi supermarket yang berada di banyak daerah di Indonesia sangat menginspirasi.
Kesuksesan Hero tak terlepas dari pendirinya yaitu Muhammad Saleh Kurnia atau M.S Kurnia. Sejak kecil, pria kelahiran Sukabumi, 1 Desember 1934 itu telah dididik di masa sulit.
Membantu keluarga di Jakarta dengan bekerja mengumpulkan uang dengan berjualan makanan sepulang sekolah sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari. Ia rela tidak bisa menikmati waktu bermain seperti anak seusianya.
Hingga pada tahun 1954 Kurnia dan kakak laki-lakinya, Wu Guo Chang mulai membuat usaha mereka sendiri dengan mendirikan sebuah CV. CV itu kemudian diberi nama CV Hero.
Tidak mudah putus asa menjadi motivasinya untuk meraih kesuksesan. Meski pada tahun 1959 sang kakak mengundurkan diri dari CV Hero.
Ia meyakini bahwa prospek sektor ritel dalam menjual produk makanan dan minuman impor yang dilakoninya akan meraih keuntungan. Visi yang jelas juga menjadi salah satu pendongkraknya untuk terus maju melangkah.
"Kunci dari kesuksesan adalah pertama, kita harus mengambil kesempatan pada waktu yang tepat walaupun kesempatan itu datang dari mana saja. Kedua, itu tergantung pada apakah Anda mempunyai visi dan bisa bertumbuh di atas yang lain," kata Kurnia tentang prinsipnya, dikutip dari laman Hero Group, Rabu (4/8/2022).
Dia memiliki bakat melihat sisi positif dari sebuah kesempatan yang tidak bisa dilihat oleh kebanyakan orang. Seperti pada 1970-an, dia melihat kesempatan banyaknya orang yang ke Singapura hanya untuk belanja makanan dan minuman Barat.
Melalui nasihat dari seorang teman dari Kanada, Charles Turton, Kurnia pergi ke singapura untuk melakukan survei tentang supermarket. Dia mengunjungi supermarket modern di sana satu per satu.
Tahun berikutnya atau tepatnya pada 23 Agustus 1971, dia akhirnya membuka Hero Mini Supermarket. Supermarket pertama di Indonesia dengan 16 karyawan ini berlokasi di Jalan Falatehan No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Namun awalnya ia mengalami kerugian akibat banyaknya makanan yang terbuang lantaran tidak laku. Ia pun lantas berinovasi dengan membangun gudang spesial untuk mengatur waktu kerja para pegawai.
Caranya adalah memanfaatkan hari libur sebagai hari bekerja bagi Hero. Ketika kebanyakan supermarket tutup di hari libur, maka disitulah Hero meraih kesempatannya.
Dia membuat Hero menjadi pelopor hari belanja alternatif di Indonesia. Bisnis Hero Supermarket pun terus berkembang menjadi perusahaan ritel yang disegani di tanah air.
Satu cabang baru setiap tahun terus dilakukan sampai tahun 1980. Hingga kemudian Hero memiliki 9 cabang di Jakarta.
Tahun demi tahun Hero terus berkembang. Pada 1989 Hero sudah memiliki 26 gerai dan 3.000 pemasok.
Ia juga mencatatkan sahamnya di bursa dengan kode HERO. Pada 1994 atau dua tahun setelah meninggalnya Kurnia, Hero Supermarket telah berkembang menjadi 56 supermarket.
Melengkapi kesuksesan Hero Supermarket, bisnis Hero Group berkembang menjadi beberapa grup, seperti Guardian, Starmart, dan banyak unit bisnis lainnya. Pada 2002, Hero Group meluncurkan hipermarket Giant yang merupakan lisensi dari Malaysia.
Sementara Dairy Farm melalui kepemilikannya terhadap PT Hero Supermarket Tbk telah diberikan hak untuk waralaba IKEA di Indonesia. Kesuksesan Hero tidak terlepas dari karakter dan sifat Kurnia.
Rekan-rekannya mengenal Kurnia sebagai sosok yang ramah, polos, jujur, sopan, dan baik hati. Inilah yang membuat banyak orang suka bekerja dengannya dan sangat bersemangat untuk memajukan Hero bersama, didukung dengan kegigihan, keoptimisan, dan visi Kurnia.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait