MOJOKERTO, iNews.id - Sejumlah makanan memberi pengaruh buruk kepada otak. Dari berbagai jenis makanan, berikut ini adalah 5 makanan terburuk untuk kesehatan dan kerja otak.
Tim iNews melansir dari laman Healthline, jenis makanan berikut ini sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas atau bahkan tidak sama sekali.
1. Minuman dengan pemanis
Minuman seperti soda, minuman olahraga, minuman energi dan jus buah kemasan adalah jenis yang tergolong di dalam kategori ini. Asupan minuman manis yang tinggi tidak hanya memperbesar lingkar pinggang, tetapi juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Hal yang jarang disebut adalah faktanya minuman ini memiliki efek negatif pada otak. Asupan tinggi minuman manis dapat meningkatkan risiko demensia.
2. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan termasuk gula dan biji-bijian yang diproses, seperti tepung putih. Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi.
Itu bisa meningkatkan kadar gula. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa satu kali makan dengan beban glikemik tinggi dapat merusak memori pada anak-anak dan orang dewasa.
3. Makanan Tinggi Lemak Trans
Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak. Lemak trans dapat dikaitkan dengan gangguan memori dan risiko Alzheimer, meski buktinya masih menunjukkan beberapa kemungkinan.
Makanan olahan ini termasuk keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus yang dibeli di toko, dan makanan siap saji. Makanan ini biasanya tinggi kalori dan rendah nutrisi lainnya.
Mereka adalah jenis makanan yang menyebabkan penambahan berat badan, yang dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak. Makanan yang diproses berkontribusi pada kelebihan lemak di sekitar organ, yang dikaitkan dengan penurunan fungsi jaringan otak.
5. Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan kehilangan memori, perubahan perilaku dan gangguan tidur. Kelompok berisiko tinggi termasuk remaja, dewasa muda dan wanita hamil.
Satu momen "pesta mabuk-mabukan" dapat menyebabkan otak menafsirkan isyarat emosional secara berbeda dari biasanya. Misalnya, orang-orang memiliki kepekaan yang berkurang terhadap wajah-wajah sedih dan kepekaan yang meningkat terhadap wajah-wajah marah.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait