MOJOKERTO, iNews.id - Kurang tidur sering disepelekan karena berbagai kebutuhan. Terutama bila berkaitan dengan pekerjaan.
Sebuah penelitian dari ahli kesehatan Amerika dilakukan dengan beberapa poin tes menunjukkan apa efek kurang tidur bagi tubuh. Penelitian ini dilakukan pada pemuda 16 tahun bernama Randy Gardner.
Tim iNews melansir dari laman Medical News Today, hasil penelitian tersebut memberi pemahaman baru terkait efek kurang tidur. Berikut selengkapnya.
Penelitian efek kurang tidur
Penelitian yang dilakukan pada Randy Gardner adalah penelitian yang sudah cukup lama. Namun, informasi hasil penelitian ini sangat perlu disebarkan pada masyarakat hari ini.
Menurut laporan Medical News Today, penelitian tersebut awalnya dilakukan untuk melihat respon tubuh terhadap fungsi tidur. Sekaligus untuk melihat fakta medis apakah kurang tidur bisa mematikan.
Ternyata, penelitian terhadap Randy Gardner menunjukkan bahwa kurang tidur ekstrem memberi respon cukup signifikan pada tubuh. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Penelitian dilakukan pada tahun 1965. Gardner berusia 16 tahun.
Selama penelitian, secara total Gardner berhasil tetap terjaga selama 11 hari 24 menit. Itu setara dengan 264,4 jam.
Selama 264 jam tersebut Gardner diawasi secara ketat oleh rekan-rekan mahasiswa dan ilmuwan. Gejala kurang tidur pada Gardner memburuk, tetapi faktanya adalah dia selamat.
Dilaporkan bahwa orang tua Gardner mengkhawatirkan kondisinya. Mereka pun meminta Letnan Komandan John J. Ross dari Unit Penelitian Neuropsikiatri Medis Angkatan Laut AS di San Diego untuk ikut mengamati selama masa penelitian ini.
Selama penelitian, Gardner melakukan aktivitas hariannya seperti biasa. Pada hari ke-2, Gardner mengalami lebih sulit memfokuskan matanya.
Ia terus terjaga lalu pada hari ke-4, ia mulai mengalami perubahan mood. Gardner berjuang untuk berkonsentrasi dan menjadi mudah tersinggung.
Pada hari ke-4, ia juga melaporkan telah mengalami halusinasi dan delusi pertamanya. Pada hari ke-6, bicara Gardner menjadi lebih lambat.
Kemudian, pada hari ke-7, komunikasi Gardner seluruhnya menjadi tidak jelas. Tidak hanya fokus, tetapi juga ingatannya jadi memburuk.
Laporan yang mulai sangat mengkhawatirkan terjadi pada hari ke 10. Paranoia muncul pada hari ke-10 tersebut. Pada hari ke-11, ekspresi wajah dan nada suara Gardner menjadi tanpa ekspresi.
Percobaan tidak tidur ini pun berhenti pada hari ke-11. Observasi hasil akhir yang menunjukkan perhatian dan rentang ingatan Gardner menjadi berkurang secara signifikan.
Namun, dia tidak mati dan tampaknya, tidak mengalami gangguan kesehatan jangka panjang. Kesimpulannya, para ahli memastikan bahwa kurang tidur saja tidak akan menyebabkan kematian.
Meski demikian, hal ini adalah hal yang tidak sepatutnya diuji coba sendiri. Para ahli telah menemukan bahwa kurang tidur bisa menambah risiko berbagai penyakit dalam.
Gangguan jantung dan ginjal adalah dua dari sekian banyak penyakit yang dipicu oleh kurang tidur. Belum lagi efek psikis yang ditimbulkan akibat kurang tidur.
Apa yang terjadi pada Gardner seharusnya cukup sebagai pengingat bahwa setiap orang seharusnya tidur dengan teratur. Meskipun kurang tidur tidak akan langsung membunuh.
Kurangnya konsentrasi dan berkurangnya jangkauan fokus bisa memicu terjadinya kecelakaan kerja. Dalam hal ini, kurang tidur bisa membawa efek bahaya bahkan untuk orang lain.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait