Sapi Kurban di Kota Mojokerto Dipastikan Aman Dikonsumsi, Ini Sebabnya

Trisna Eka Adhitya
Pemkot Mojokerto kumpulkan takmir masjid jelang pelaksanaan hari raya kurban. (Foto: M. Arul)

MOJOKERTO, iNews.id- Pemkot Mojokerto mulai mempersiapkan diri menghadapi datangnya Hari Raya Idul Adha atau hari raya kurban di Kota Mojokerto. Melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP), Pemkot mengumpulkan para pengurus atau takmir masjid di rumah dinas Wali Kota Mojokerto atau Rumah Rakyat.

Pengumpulan para takmir masjid ini bertujuan untuk mengantisipasi merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan kurban. Selain mengumpulkan para pengurus masjid, Pemkot juga mendatangkan ahli dari Universitas Brawijaya, Malang yakni, drh. Widi Nugroho, Ph.D dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) sebagai narasumber atau pemateri..

Plt Kepala DKPP Kota Mojokerto Agus Triyatno menyampaikan sembilan hari lagi Hari Raya Kurban. Dimana ummat Islam yang mampu akan melakukan kurban namun di tengah adanya wabah PMK saat ini.

"Untuk bagaimana Kurban bisa dilaksanakan dengan baik, tetapi PMK juga bisa tertangani dengan baik. Tetap sesuai syariat dan tak membahayakan bagi penerima hewan Kurban," ujarnya.

Dia menjelaskan berdasar surat edaran Menteri Pertanian bahwa Kurban ini dilaksanakan penyembelihan dilakukan di RPH (Rumah Potong Hewan). "Namun pak Menteri ini memberikan keterangan bahwa bagi penyembelihan yang tak dilakukan di RPH maka harus melakukan permohonan. ke dinas terkait," ujarnya.

Sebab itu Agus berharap bagi para pengurus masjid yang hendak melakukan pemotongan secara mandiri agar bersurat ke pihaknya.

"Kami bermaksud bahwa kami memiliki data di mana saja yang melakukan penyembelihan. Sehingga bisa melakukan monitoring baik dari kualifikasi teknis tempatnya dan juga melakukan pemeriksaan kepada hewan kurbannya," kata dia.

Selama Hari Raya Qurban, DKPP kata dia sudah menyiapkan tim yang siap mobile. "Tim ini bekerja sama dengan DKPP untuk berikan pelayanan barangkali ada hewan kurbannya datang sekalipun sudah dilengkapi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal. Namun, ketika panjengan semua tak yakin atau ragu inilah ruang lingkup pelayanan kami," tuturnya.

"Nanti dari tim akan terjun untuk kedua kalinya. Lapis pertama SKKH, lapis keduanya pemeriksaan kami. Sehingga diharapkan dari program ini njenengan mantap bahwa hewan yang akan dikurbankan dalam keadaan sehat dan sesuai syariat Agama Islam," imbuhnya.

Terpisah drh. Widi Nugroho, Ph.D memastikan jika pun sapi terkena PMK tetap bisa dikurbankan. Dan dagingnya aman dimakan serta juga tak menular.

"Sapi atau kambing, domba atau onta yang terinfeksi PMK aman dimakan manusia. Yang mudah sakit sapi. Kambing bisa terinfeksi, domba, onta bisa tetapi gejala ringan. Yang paling berat gejalanya sapi," ujarnya.

Menurut dia, PMK ini bukan penyakit yang mematikan bagi sapi. Hanya sebagian kecil saja yang menimbulkan kematian.

"Hanya sebagian kecil saja sapi yang terkena PMK mati. Tadi kalau bapak kepala BAZNAS menyampaikan akan ada 500 sapi yang disembelih di sana. Kalau misal semua terinfeksi PMK hanya kurang dari lima persen atau 25 ekor saja yang mati yang lain akan sembuh," tuturnya.

Dan ini lanjut dia terjadi di mana-mana. Di Afrika, India, China, Malaysia dan termasuk juga di Indonesia.

"Kami kumpulkan data di seluruh Indonesia juga begitu. Semua menunjukkan tingkat kematian dibawah lima persen, artinya penyakit ini sapinya bisa sembuh. Jadi jangan panik," imbuhnya.

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network