Kisah Bahagia IRT Dapat Bantuan Pangan di Jombang, Cukup untuk Kebutuhan Makan Sebulan!
JOMBANG, iNewsMojokerto.id – Langit mendung di Desa Kalikejambon, Kecamatan Tembelang, pada Senin (22/12/2025) siang itu, tidak menyurutkan langkah Umi Nadhifah (53). Dengan raut wajah lega, ibu rumah tangga (IRT) itu menjinjing dua kantong besar berisi beras dan botol minyak goreng.
"Alhamdulillah, ini cukup untuk kebutuhan makan sebulan ke depan," singkat Umi, penuh bahagia.
Bagi Umi, bantuan tersebut bukan sekadar komoditas pangan, melainkan napas baru bagi ketahanan dapur keluarganya di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok. Umi adalah satu dari 273 warga Desa Kalikejambon yang hari ini menerima bantuan pangan.
Secara simbolis, bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Jombang, Warsubi, di pendopo kantor desa setempat. Penyaluran ini merupakan bagian dari alokasi bantuan bulan Oktober dan November 2025 yang dirapel menjadi satu distribusi besar.
Program ini bukan sekedar bantuan sosial rutin. Merupakan kebijakan strategis pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dieksekusi oleh Perum Bulog, program ini dirancang sebagai instrumen kendali ekonomi.
Pimpinan Cabang (Pincab) Bulog Kantor Cabang Mojokerto, Mohamad Husni, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari stimulus berskala nasional. Di seluruh penjuru Indonesia, terdapat sekitar 18,2 juta jiwa yang menerima bantuan manfaat serupa.
"Setiap Penerima Bantuan Pangan (PBP) berhak atas 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng per bulan. Karena penyaluran kali ini dirapel untuk dua bulan, maka setiap warga membawa pulang 20 kilogram beras dan 4 liter minyak goreng," ujar Husni.
Untuk Kabupaten Jombang, jangkauan program ini cukup masif. Tercatat sebanyak 109.086 PBP yang tersebar di 21 kecamatan dan 306 desa menerima bantuan ini. Guna memastikan program tidak salah alamat, Husni menegaskan bahwa data acuan yang digunakan adalah Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dari Kementerian Sosial RI.
Bupati Jombang, Warsubi, menekankan bahwa penyaluran bantuan pangan ini adalah salah satu ikhtiar pemerintah daerah dalam melindungi kelompok rentan dari tekanan ekonomi. Menurut Warsubi, stabilitas harga pangan adalah kunci untuk menekan laju inflasi di daerah.
"Penyaluran ini adalah stimulus ekonomi. Selain memenuhi kebutuhan dasar, kami berharap ini mampu menjadi bantalan sosial yang menekan angka kemiskinan dan menjaga stabilitas pangan di Jombang," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya validasi data di lapangan. Menurutnya, jika ditemukan penerima yang sudah tidak sesuai kriteria, misalnya karena kondisi ekonomi membaik atau telah meninggal dunia, maka mekanisme penggantian akan dilakukan secara ketat sesuai regulasi yang berlaku.
Proses distribusi bantuan pangan di Kabupaten Jombang dijadwalkan terus berlangsung hingga akhir Desember 2025. Titik-titik pembagian dipusatkan di balai desa masing-masing guna memudahkan aksesibilitas warga.
Sinergi antara pemerintah pusat, Perum Bulog, hingga perangkat desa dalam program ini diharapkan menjadi fase di tengah tantangan ekonomi global yang berdampak pada harga pangan domestik.
Bagi warga seperti Umi Nadhifah, kehadiran pemerintah melalui sekarung beras dan minyak goreng adalah bukti nyata bahwa negara hadir di tengah meja makan mereka.
Editor : Arif Ardliyanto