get app
inews
Aa Text
Read Next : Albarra Bicara Tugas dan Misi Besar Tim Pembina Posyandu Mojokerto, Bukan Sekedar Pelayanan Balita!

220 Personel Gabungan Siaga Tangani Bencana Hidrometeorologi 2025 di Mojokerto

Selasa, 09 Desember 2025 | 13:07 WIB
header img
Bupati Mojokerto bersama BPBD dan jajaran saat melihat peralatan kesiapsiagaan penanganan bencana. Foto: iNewsMojokerto/tangkap layar

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Sebanyak 220 personel gabungan BPBD dan relawan disiagakan untuk menangani bencana Hidrometeorologi Tahun 2025 di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Langkah strategis itu untuk memastikan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.

Ratusan personel tersebut merupakan 90 personel BPBD Kabupaten Mojokerto dan 130 relawan mitra BPBD Kabupaten Mojokerto. Para personel tersebut telah dikukuhkan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra saat apel posko penanganan bencana Hidrometeorologi, pada Rabu (3/12/2025).

Albarra menegaskan bahwa Kabupaten Mojokerto merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan bencana yang cukup tinggi, baik yang dipicu faktor alam, non-alam, maupun faktor manusia.

"Ancaman bencana tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga mengganggu kehidupan sosial masyarakat dan pembangunan daerah. Karena itu, penanggulangan bencana harus menjadi tanggung jawab bersama," tegasnya.

Bupati yang akrab disapa Gus Barra ini memberikan perhatian khusus kepada para relawan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam penanganan darurat. Dedikasi relawan mencerminkan komitmen kuat untuk melindungi keselamatan masyarakat.

"Relawan bekerja tanpa terikat waktu. Ini tugas mulia yang membutuhkan keberanian, ketegasan, dan keikhlasan," ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa bencana bisa terjadi sewaktu-waktu, sebagaimana angin kencang yang melanda sejumlah desa di awal tahun serta peristiwa tanah longsor di Jalur Pacet - Batu pada 8 April 2025 yang menelan korban jiwa. "Risiko bencana ini harus kita sikapi dengan kesiapsiagaan dan koordinasi yang matang," katanya.

Gus Barra juga memberikan lima arahan untuk optimalisasi Posko Terpadu Bencana Hidrometeorologi, meliputi, monitoring cuaca dan potensi bencana secara berkala, aktivasi sistem peringatan dini dengan cepat dan tepat sasaran, kesiapan jalur evakuasi, logistik, dan fasilitas darurat, dan penguatan komunikasi berjenjang dari desa hingga kabupaten serta pengutamaan keselamatan petugas dan masyarakat.

Ia juga menekankan penanganan bencana harus bersifat menyeluruh, mencakup mitigasi, edukasi kebencanaan, respons tanggap darurat, hingga pemulihan pascabencana. Gus Barra juga meminta jajarannya menindaklanjuti setiap informasi dan peringatan dini dari BMKG secara cepat agar risiko bencana dapat diminimalkan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin menambahkan, unsur pendukung posko telah disiapsiagakan, mulai dari personel, peralatan, hingga mekanisme koordinasi lintas sektor.

“Kami memastikan Posko Bencana Hidrometeorologi beroperasi penuh selama 24 jam. Setiap laporan masyarakat akan ditindaklanjuti secara cepat melalui sistem komando yang terintegrasi. Kolaborasi dengan relawan, perangkat desa, TNI, Polri, dan stakeholder lainnya adalah kunci keberhasilan penanganan bencana,” jelasnya.

Rinaldi juga mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan banjir, longsor, dan angin kencang.

"BPBD tidak bisa bekerja sendirian. Peran masyarakat sangat penting, baik dalam kesiapsiagaan maupun penyampaian informasi awal. Segera laporkan jika melihat tanda-tanda bencana," ujarnya.

Editor : Zainul Arifin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut