get app
inews
Aa Text
Read Next : Kirab Budaya: Ratusan Seniman Jaranan Parade Kolosal di Jombang, Begini Keseruannya

Nestapa Arifin, Tetangga Bupati Jombang Terbaring Lumpuh Total Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Kamis, 27 November 2025 | 10:12 WIB
header img
Elik menunjukkan kondisi Muhammad Arifin Terbaring di dipan karena mengalami kelumpuhan total, dan tak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah. Foto: iNewsMojokerto/Aries

JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Mohamad Arifin, penyandang disabilitas asal Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang notabene tetangga wilayah domisili Bupati Warsubi membutuhkan perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah

Kondisinya yang hanya bisa terbaring di tempat tidur membuat Arifin sepenuhnya bergantung pada sang kakak yang selama ini merawatnya. Pria berusia 34 tahun itu tidak pernah sekali pun tersentuh uluran tangan dari pemerintah.

"Perhatian dari pemerintah nggak ada. Dulu waktu tinggal sama ibu sempat dapat bantuan beras dan sembako. Tapi setelah ibunya meninggal, saya nggak tahu kok berhenti, atau memang nggak dapat lagi," tutur Elik Narodo (39), kakak ipar Arifin, saat ditemui wartawan di rumahnya, Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Selasa (25/11/2025).

Tetangga Bupati Jombang tersebut hidupnya berubah drastis, semakin memprihatinkan setelah kedua orang tuanya meninggal. Keterbatasan ekonomi dan hilangnya figur orang tua membuat Arifin terlantar tanpa perawatan yang layak.

"Di rumah itu ditinggal sendirian, dikunci. Sama adik-adiknya. Makan minum pun nggak dikasih," katanya.

Pria yang menderita gangguan kesehatan mata dan disabilitas mental sejak lahir itu, sehari-hari hanya terbaring lemah di kasur selama setahun terakhir. Ia tak mampu menggerakkan tubuh dan merespons percakapan.

Melihat kondisi tersebut, Elik dan suaminya (kakak kandung Arifin) memutuskan merawat Arifin di rumahnya sejak September 2025, meski harus menghadapi cemoohan saudara dekat yang seolah tak peduli, bahkan di tengah kepungan sanak famili di desa asal Arifin, Mojokrapak.

Elik menceritakan, Arifin sempat bisa berjalan saat remaja, meski penuh keterbatasan. Namun, setahun terakhir ini kondisi kesehatannya kian memburuk. Ia mengalami kelumpuhan total, ditambah munculnya dugaan penyakit penyerta yang terus menggerogoti tubuhnya.

"Sekarang sudah satu tahun ini lumpuh total. Kedua kakinya lemes, nggak bisa jalan sama sekali, kayaknya adik saya juga terkena diabetes basah, kakinya soalnya terlihat bengkak dan ada lukanya," imbuh Elik.

Keseharian Arifin sepenuhnya bergantung pada Elik, yang merawat adik iparnya seorang diri. Mulai dari memberinya makan tiga kali sehari dengan lauk seadanya hingga mengganti popok.

Meski kondisi Arifin kian mengkhawatirkan dan memperlihatkan gejala medis serius, menurut Elik, Arifin belum pernah dibawa ke rumah sakit. Kendala biaya dan transportasi menjadi tembok penghalang bagi keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi pas-pasan.

Bantuan sosial dari pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT), atau bantuan spesifik untuk penyandang disabilitas tak pernah diterimanya.

"Beban saya berat sekali. Saya sendiri sakit, tiap bulan kontrol ke Surabaya. Kalau harus pergi, saya bayarin orang buat jagain dia. Karena nggak ada saudara yang peduli," ujar Elik, sembari tak kuasa menahan air mata.

Di tengah kebingungan kebutuhan hidup, dan ditambah perawatan sang adik, Elik berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi warganya. "Dia nggak bisa apa-apa. Seharusnya dapat bantuan, BLT atau apa, tapi nggak dapat sama sekali," pungkas Elik.

Editor : Zainul Arifin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut