Polisi Turun Tangan! Selidiki Fenomena Banyak Motor Warga Jombang Mogok Usai Isi Pertalite
JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Puluhan pengguna sepeda motor di Jombang didapati kendaraan mereka mendadak brebet atau mogok setelah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU.
Dugaan sementara, Pertalite yang digunakan oleh masyarakat diduga bercampur etanol, menyebabkan gangguan pada mesin kendaraan hingga harus diperbaiki di bengkel.
Menanggapi itu, Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan mmastikan akan turun untuk mnyelidiki, menelusuri penyebab kerusakan pada kendaraan dan melakukan pengecekan teknis untuk memastikan apakah benar ada pencampuran bahan bakar.
"Terkait dengan fenomena warga Jombang kendaraannya mengalami sedikit masalah di bengkel-bengkel yang ditemukan, dari Polres Jombang melakukan penyelidikan, terkait hal-hal yang kira-kira menyebabkan kerusakan mesin kendaraan tersebut," kata Ardi kepada sejumlah wartawan di Polres Jombang pada Selasa malam, (28/10/2025).
Menurut Ardi, penyelidikan Polres Jombang dan Polsek Jajaran tetap dilakukan meski sejauh ini belum ada laporan resmi dari warga. "Bagaimana pun Polri harus hadir dan menindaklanjuti segala permasalahan yang ada di tengah masyarakat," tandasnya.
Fenomena kendaraan motor mogok massal ditemukan di sejumlah wilayah di Jombang. Di antaranya di Kecamatan Peterongan, Sumobito, Kesamben Tembelang, Gudo dan Jombang. Salah satunya dialami Rohman (65) warga Watudakon, Kesamben, Jombang.
Motor mereka tiba-tiba mogok setelah mengisi BBM jenis pertalite. Padahal motor itu baru beli lima bulan lalu. "Awalnya motor dipakai istri saya jalan, terus brebet mati, dipakai jalan lagi, tidak lama mesin mati lagi," kata Rohman kepada Mojokerto.iNews.id, Selasa (28/10/2035).
Kejadian itu terulang pada Selasa pagi. Ketika istrinya ke daerah Mojoagung mengendarai motor honda beat street miliknya, tiba-tiba mesin mati di tengah jalan. Ia memutuskan memperbaiki motornya di bengkel.
"Biasanya isi BBM di pom (SPBU), terus kemarin dipakai istri saya ke Mojoagung, dibelikan BBM di eceran," katanya.
Hsl sama juga dialami Robin yang mengaku kendaraannya mulai bermasalah pada Selasa pagi setelah sehari sebelumnya mengisi pertalite di SPBU wilayah Tembelang. “Tiba-tiba motor saya brebet, padahal sebelumnya normal. Pas saya bawa ke bengkel, ternyata banyak motor yang ngalamin hal sama,” kata dia.
Robin mengatakan motor miliknta baru bisa kembali menyala setelah seluruh bensin lama dikeluarkan dan diganti Pertamax. Menurut Robin, BBM yang telah dikeluarkan baunya aneh, seperti bau alkohol.
Huda, salah pemilik bengkel di daerah Peterongan tempat para pengendara memperbaiki mengaku menerima beberapa kendaraan dengan gejala kerusakan yang sama sejak Senin (27/10/2025) malam. “Rata-rata motornya brebet dan susah nyala. Setelah bahan bakarnya diganti Pertamax, semuanya normal lagi,” katanya.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, memastikan proses distribusi BBM tetap berjalan normal dan seluruh produk yang disalurkan telah melalui pengawasan ketat.
“Prioritas utama kami adalah menjamin keamanan suplai serta mutu produk BBM yang diterima masyarakat sesuai regulasi. Setiap tahapan distribusi dilakukan sesuai SOP dan hasil uji laboratorium sebelum sampai ke SPBU,” ujar Ahad, Selasa (28/10/2025), dikutip iNewsSurabaya.
Menurutnya, pemeriksaan laboratorium lanjutan sudah dilakukan terhadap produk Pertalite dari Terminal BBM Tuban dan Terminal BBM Surabaya — dua titik utama penyalur BBM di area terdampak. Hasil uji tersebut menyatakan bahwa Pertalite yang disalurkan masih sesuai spesifikasi atau on spec.
Meski demikian, investigasi lanjutan tetap dilakukan untuk memastikan kualitas dan kuantitas (Quality and Quantity/QQ) BBM di tingkat SPBU. Langkah ini bertujuan agar masyarakat mendapat jaminan produk sesuai standar dan aman digunakan.
Sebagai bentuk transparansi dan pelayanan publik, Pertamina juga menambah jumlah posko pengaduan dari tiga menjadi lima belas titik di wilayah Jawa Timur untuk menampung keluhan warga yang merasa mengalami kendala usai mengisi Pertalite.
Editor : Zainul Arifin