Petani di Jombang Minta Jatah Pupuk Bersubsidi Ditambah, Begini Jawaban Zulhas
JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Menteri koordinator bidang pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) berdialog dengan para petani saat mengecek harga pupuk bersubsidi di kios pupuk di Desa Plosogenuk, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur Sabtu (25/10/2025), sore.
Dalam dialog tersebut, beberapa petani mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) pupuk hingga 20 persen. Namun, mereka minta agar jatah pupuk bersubsidi yang digunakan petani ditambah.
"Pupuk turun harganya, gabah pun naik, tapi sayang sekali pak, pupuknya terbatas, mohon di los pak, karena tanah di sini satu lokasi dengab lokasi yang lain itu beda, ada yang cukup ada yang sedang ada pula yang kurang, lah diukur dengan yang kurang saja semuanya di los saja pupuknya," kata salah satu petani di hadapan Zulhas.
"Nanti tolong disampaikan ke Bapak Presiden bahwa untuk ketahanan pangan pupuknya di los saja," sambungnya disambut aplous.
Petani lain, Suyadi juga meminta pemerintah agar jatah pupuk bersubsidi ditambah. Karena, menurut Suyadi, luasan lahan per 100, membutuhkan sekitar 100 kilogram pupuk, sementara pupuk bersubsidi yang didapatkan hanya 50 kg.
Zulhas pun menjawab jika jatah pupuk sekarang dua kali lebih, dulu 4 juta ton selama setahun sekarang menjadi 9,5 juta ton di seluruh Indonesia. Sementara pupuk di Jatim ada 2 juta ton. Meski penyaluran pupuk dilakukan secara besar-besaran, namun tetap harus dikontrol.
"Jangan sampai yang tidak punya sawah ikut ambil pupuk, itu namanya makelar, tidak boleh. Makelar-makelar kita mau sikat, karena meras petani. Jadi kalau punya lahan tidak usah khawatir kekurangan pupuk, asal tidak untuk diperjualbelikan," katanya.
Pria asal Lampung Selatan tersebut juga memastikan bahwa stok pupuk di gudang Bulog cukup banyak, dari hasil pengecekan di gudang pupuk di Jatipelem Kecamatan Diwej. Bahkan, setiap tahun, disebutnya tidak pernah habis. Zulhas pun meminta agar melapor kalau ada yang kekurangan. "Setiap musim panen, pupuknya itu kira kira masih ada 40 persen, tidak habis," tandasnya.
Jawaban Zulhas itu pun tampak melegakan para petani yang mengikuti dialog. Selain stok banyak, harga pupuk juga turun. Tak hanya itu, harga gabah juga naik. Berdasarkan data yang didapat, harga pupuk urea awalnya Rp112,500 per 50 kg, kini Rp90.000 atau dari Rp2.250 per kilogram turun menjadi Rp1.800 per kilogram.
Kemudian NPK dari Rp2.300 per kilogram menjadi Rp1.840 per kilogram; NPK kakao dari Rp3.300 per kilogram menjadi Rp2.640 per kilogram; ZA dari Rp1.700 per kilogram menjadi Rp1.360 per kilogram; pupuk organik dari Rp800 per kilogram menjadi Rp640 per kilogram.
Editor : Zainul Arifin