get app
inews
Aa Text
Read Next : 220 Personel Gabungan Siaga Tangani Bencana Hidrometeorologi 2025 di Mojokerto

Pascalongsor Maut, Jalur Cangar Mojokerto Dibuka 24 Jam, Ditutup Jika Cuaca Ekstrem

Jum'at, 13 Juni 2025 | 16:18 WIB
header img
Petugas gabungan dari Dishub Jatim, BPBD Kabupaten Mojokerto, TNI dan Polri saat kembali membuka Jalur Cangar. Foto InewsMojokerto/Aries

MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Jalur alternatif Mojokerto-Batu melalui Cangar kembali dibuka 24 jam setelah sebelumnya diberlakukan buka tutup akibat bencana longsor yang menimbun puluhan orang hingga meninggal dunia.

Kembali dibukanya jalur Cangar Mojokerto selama 24 jam mulai hari ini Jumat (13/6/2025) itu atas kesepakatan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. Meski demikian, jalur yang dinilai rawan bencana itu kembali ditutup ketika di sekitar lokasi terjadi cuaca ekstrem.

"Sewaktu-waktu ditutup bila terjadi cuaca buruk, seperti yang berlaku sebelumnya," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim, Jumat (13/06/2025).

Sementara, Kasi Dalops UPT Pengelolaan Prasarana Perhubungan Mojokerto, Dishub Jatim, Akhmad Yazid menambahkan, kesepakatan pembukaan jalur secara 24 jam ini telah melalui pertimbangan yang matang. Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan evaluasi lapangan di Rest Area Sendi pada Kamis (12/06/2025).

"Namun sekali lagi tetap ada catatan, yaitu sewaktu-waktu jalur bisa ditutup bila cuaca ekstrem melanda jalur yang dimaksud," imbuhnya.

Jalur Pacet-Cangar pada Kamis (3/4/2025) lalu mengalami longsor dan menimbun 10 orang serta dua unit mobil rombongan dari dua keluarga yang melintas di lokasi kejadian. 

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida Soesetyo Djati mengatakan, tanah longsor yang terjadi di kawasan hutan Watu Umpak, Desa Pacet, Kecamatan Pacet itu diduga disebabkan tingginya kejenuhan air dalam tanah.

Hal itu berdasar pada analisis Mikrotremor Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) longsor Cangar, yang telah dilakukan pengukuran sebanyak 4 titik di sekitar lokasi longsor yang tewaskan 10 orang itu.

"Hasil analisis menyebutkan, disebabkan kejenuhan tanah karena aliran air di atas tebing," katanya, Senin (7/4/2025) lalu.

Hasil analisis Mikrometer HVSR juga menyebutkan, longsor yang terjadi di jalur Cangar-Pacet ini harus menjadi perhatian serius. Artinya, perlu adanya penanganan perbaikan aliran sungai yang berada di atas tebing longsor.

"Analisa Mikrotremor HVSR, tebing di lokasi longsor merupakan kategori tanah keras dan sesuai dengan geologi batuan di area longsor yakni, breksi gunung api yang merupakan batuan keras tergantung dengan tingkat pelapukannya," urainya.

Menurutnya, nilai frekuensi natural tanah yang tinggi 6.86-13.04 yang masuk dalam kategori tanah cukup keras. Sehingga adanya sungai yang mengalir secara horizontal di sepanjang lereng bukit, diduga menjadi faktor utama meningkatnya tingkat jenuh air dalam tanah.

"Di lokasi adalah jenis batu keras, cuma karena adanya sungai yang mengalir di atas akhirnya terjadi pelapukan tanah dan batu. Sehingga membuat tanah menjadi jenuh dan untuk area sekitar tanahnya aman informasinya seperti itu," tandasnya

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut