Banjir di Jombang: Lima Kecamatan Terendam, Paling Parah Kademangan

JOMBANG, InewsMojokerto.id - Banjir di Jombang, Jawa Timur akibat luapan sungai Catakbanteng dan Kaligunting itu merendam lima Kecamatan di kabupaten setempat. Yakni Kecamatan Mojoagung, Sumobito, Kesamben, Mojowarno dan Kudu, Senin (9/6/2025).
Informasi yang didapat InewsMojokerto.id, banjir paling parah di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung dengan ketinggian air mencapai 2 meter atau setinggi dada (sedada) orang dewasa. Kondisi ini membuat aktivitas warga setempat lumpuh. Tidak ada warga yang mengungsi, mereka tetap bertahan di rumah masing-masing sembari menunggu air surut.
Anggota Koramil Mojoagung Jombang, Sertu Muntohan, mengatakan banjir disebabkan luapan sungai Catakbanteng akibat tak bisa menampung air hujan deras sejak Minggu sore hingga Senin dini hari.
Menurut Sertu Muntoha, berdasarkan pendataan awal ada delapan desa di Kecamatan Mojoagung yang terdampak banjir. Yakni Desa Mancilan, Betek, Dukuhmojo, Mojotrisno, Miagan, Karobelah dan Mojo.
"Banjir terparah di desa Kademangan setinggi 2 meteran. Warga yang terdampak jumlahnya 255 KK (kepala keluarga). Warga tidak ada yang mengungsi, mereka mengaku sudah terbiasa jadi bertahan di rumah masing-masing," kata Sertu Muntoha.
Banjir di wilayah Mojoagung hampir setiap terjadi. Ketika wilayah Jombang diguyur hujan deras, maka debit air sungai catakbanteng dan juga kaligunting meluap. Pemerintah setempat sejauh ini telah melakukan penanganan dengan menormalisasikan aliran sungai.
Faruk Efendi, salah satu warga Kademangan yang terdampak banjir menyebut, banjir di desanya disebabkan luapan sungai catakbanteng dan kaligunting di wilayah setempat. "Jadi, kemarin sore hujan deras sampai tadi setelah subuh, nah sungai tak bisa menampung air hingga akhir meluap ke permukiman," ucapnya.
Dikatakan Faruk, Air mulai naik (masuk) ke rumah warga sekitar pukul 05.30 WIB. Ketinggian air di luar rumah sekitar 2 meter, sementara di dalam rumah mencapai 1 meteran. Meski rumahnya terendam banjir, Faruk mengaku tetap bertahan di rumah.
Editor : Arif Ardliyanto