MOJOKERTO - Bulan Ramadan tinggal hitungan jari. Masyarakat di Desa Medali Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto menyambut datangya bulan penuh berkah tersebut dengan acara ruwah desa.
Uniknya, tradisi ruwah desa itu digelar dengan gerebek gunungan sepatu. Gunungan sepatu ini melambangkan Desa Medali sebagai sentra alas kaki di Kabupaten Mojokerto.
Bisa ditebak, acara pun berlangsung semarak. Begitu tiba di depan Balai Desa Medali, ratusan warga dari berbagai dusun langsung berebut dua gunungan sepatu setinggu dua meter di atas dua mobil pikap.
Gunungan sepatu bahkan nyaris ambruk karena diserbu ratusan warga. Beruntung, warga bisa mengendalikan diri, sehingga gunungan tetap berdiri, meski miring.
Hanya dalam waktu beberapa menit, ratusan sepatu di dua gunungan produksi UMKM di Desa Medali ludes. Beberapa warga yang ikut berebut ada yang mendapat lebih dari dua pasangan.
Sumarni, salah satu warga mendapat enam pasang sepatu dan rencana akan dijual kembali mumpung mendapat gratis. Sebelumnya, dia menunggu dua jam di sepanjang jalan desa untuk menunggu kirab gunungan sepatu dan sayur.
"Tiap tahun rebutan sepatu selalu hadir. Sekarang dapat enam," katanya.
Ruwah desa di Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto digelar setiap tahun, sepekan menjelang bulan Suci Ramadhan. Sebelumnya dua tumpeng sayur dan dua gunungan sepatu dikirab keliling desa sejauh lima kilometer.
Di sepanjang jalan, ratusan warga melihat dengan antusias kirab ruwah desa ini. Selain gunungan sepatu dan hasil bumi juga digelar drumband dan pawai santri serta emak-emak dari berbagai dusun di Desa Medali.
Kepala Desa Medali Miftahudin mengatakan, tradisi ruwah desa digelar setiap tahun jelang Ramadhan untuk mengingatkan warga untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Dua gunungan sepatu mengenalkan kepada publik bahwa Desa Medali merupakan sentra sepatu di Kabupaten Mojokerto.
Sebanyak 120-an perajin alas kaki ada di Desa Medali. "Hari ini acara ruwah desa. Kali ini mengangkat tema produk unggulan di tiap RT. Ada gunungan sepatu, sayur, buah dan banyak lagi," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto