MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Seorang pemuda mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinisial MRA menyedot perhatian warganet. Pasca unggahan Twitternya menyebut kondisi kampus yang tidak ideal, MRA dilaporkan menerima surat Somasi atau peringatan dari pihak kampus.
MRA diduga melakukan perbuatan pencemaran nama baik atau penghinaan melalui sosial media. Pihak kampus UMM pun menerbitkan sebuah surat melalui kuasa hukum universitas yang ditujukan kepada MRA.
Diketahui MRA membuat unggahan melalui akun Twitter pribadinya pada Sabtu (24/6/2023). MRA mengabarkan keberhasilannya diterima di salah satu Kampus negeri di Jawa Timur dan bersyukur sebab akan segera pindah dari UMM.
Menurut pernyataan MRA dalam unggahan tersebut, kampus UMM adalah kampus toxic (memberi pengaruh buruk), dengan berbagai fasilitas dan kondisi perkuliahan yang tidak ideal.
Pernyataan MRS mengundang tanggapan warganet. Sebagian publik membenarkan keluhan MRA dalam tweet tersebut. Sebagian lagi menyayangkan narasi yang digunakan MRA.
Rabu (28/6/2023) beredar informasi berupa surat somasi dari UMM terkait unggahan MRA dalam tweetnya sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Fenomena ini mendapat berbagai tanggapan warganet. Salah satunya terkait respon yang diberikan pihak kampus terhadap tindakan MRA dianggap berlebihan.
Sebagian warganet menilai surat somasi yang dibuat UMM seolah membuat lembaga kampus tampak antikritik. Sementara sebagian lain menyebut tindakan kampus sudah tepat guna menegaskan pentingnya penyampaian kritik yang bijak di jagat internet, khususnya bagi para generasi muda atau populer disebut gen Z.
Warganet menyebut pula bahwa situasi semacam ini adalah akibat dari gap generasi antara generasi sekarang (gen Z) dengan generasi sebelumnya (boomers). Perbedaan cara dan sudut pandang membuat situasi ini menjadi problematik.
"Cara penyampaian kritik si MRA memang saya kurang setuju. Tetapi dengan kata-kata tersebut ia sukses menarik perhatian, dan apabila yang dikatakan adalah fakta, betul kata pak Muhadjir (ed: mantan rektor UMM) harus ada pembenahan," tulis akun @Ir_Rixxx
"Terlepas dr cuitan @Rafilsaxxx yang cukup frontal, kita bisa tahu bahwa gen boomers ini kesannya baperan terhadap suatu narasi. Bahkan tidak ada jaminan juga kalau kritik secara sopan tetap bisa disomasi, karena dalihnya 'ketersinggungan' bukan soal 'kata'-nya apa," tulis @rxpxxx
"Saya alumni UMM. Banyak cara kok untuk kritik kampus. Bahkan saya dan beberapa rekan dulu mendirikan pers mahasiswa independen sebagai jalan kami berekspresi, dan itu ditanggapi dengan baik oleh kampus. Jika memang mengaku mahasiswa, ya kritiklah dengan cara-cara yang lebih beradab," tulis akun @mzulfikarakxxx
Editor : Trisna Eka Adhitya