MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id- Ramai perbincangan di media sosial perihal jenazah diabetes beraroma manis. Hal tersebut ternyata berkaitan dengan kondisi medis yang dialami.
Bermula dari unggahan akun Twitter @kafirmxxx yang mengungkap pernah menjumpai jenazah penderita diabetes yang beraroma manis. Bahkan menurut pengakuannya, jenazah dikerubung semut yang masuk melalui lubang hidung.
Hal tersebut menuai respon warganet. Banyak yang bertanya apakah hal tersebut memiliki penjelasan medis atau berkaitan dengan sesuatu yang mistis.
Ternyata jenazah penderita diabetes secara medis memang bisa mengalami kondisi tertentu hingga mengeluarkan aroma manis. Kondisi tersebut berkaitan dengan kadar zat di dalam tubuh jenazah.
Masyarakat kerap mengaitkan diabetes dengan penyakit gula berlebih. Hal tersebut tidaklah keliru.
Diakses melalui laman KlikDokter, penumpukan gula darah dapat menyebabkan urine beraroma manis maupun memiliki bau serupa buah. Saat tubuh menangkap sinyal kelebihan gula darah, tubuh berusaha membuang kelebihan gula darah melalui air kencing.
Selain itu, menurut pernyatan dr. Reza Fahlevi, menyebut adanya pengaruh zat limbah yang disebut keton.
Penderita diabetes bisa mengalami ketoasidosis diabetik. Kondisi tersebut menandai kadar glukosa dalam darah yang sangat tinggi.
Dalam kondisi tersebut, tubuh penderita diabetes tidak lagi mampu memanfaatkan hormon insulin dengan efektif. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah pun tak terkendali.
Tubuh yang membaca situasi tersebut menangkap sinyal untuk mencari sumber energi lain selain glukosa. Tubuh pun mulai memecah lemak sebagai sumber energi alternatif.
Proses ini membuat tubuh mengeluarkan zat yang disebut keton. Keton inilah yang beraroma khas.
“Ketoasidosis diabetik bikin urine berbau keton, seperti bau manis,” jelas dr. Reza Fahlevi.
Pada dasarnya, zat keton bukan hanya menandai bau urin. Keton adalah zat yang menyebabkan keracunan darah dan menjadi penyebab kematian.
Saat penderita meninggal, aroma keton masih tersisa pada tubuh dan mungkin menyeruak hingga jenazah berbau manis.
Editor : Trisna Eka Adhitya