JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Proyek pembangunan MRT CP203 Glodok-Kota, Jakarta Barat mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, dalam pembangunan proyek ini berbagai penemuan artefak yang diduga berasal dari abad ke-18 ditemukan.
Berbagai artefak itu antara lain rel lintasan trem sepanjang 400 meter, pecahan keramik, botol, hingga bata di zaman kolonial. Selain itu, juga ada pipa yang dilapisi batu bata tebal.
Arkeolog senior, Junus Satrio Atmodjo menjelaskan, penemuan berbagai benda-benda peninggalan zaman Pemerintah Hindia-Belanda di lokasi ini merupakan hal yang wajar. Mengingat dulunya daerah ini menjadi salah satu pusat ekonomi masyarakat.
“Kota Tua (dulu) menjadi pusat ekonomi (di era Pemerintahan Hindia Belanda),” ujar Junus saat peninjauan sejumlah cagar budaya di Proyek MRT Fase 2A, Glodok, Jakarta Barat, Selasa (20/9/2022).
menurutnya, lintasan trem double track yang ditemukan ini menghubungkan Kota Tua (dulu Batavia) hingga ke Jalan Veteran (sekarang Kementrian Sekretariat Negara). Ia juga menjelaskan, pembangunan jalur trem di masa itu mengalami tiga kali evolusi.
Pada tahun 1869 trem masih menggunakan tenaga kuda kemudian pada tahun 1881 berevolusi menggunakan tenaga uap. Hingga padad tahun 1885 Pemerintah Hindia-Belanda membangun trem dengan tenaga listrik.
Untuk pelestarian benda bersejarah ini, Junus juga menyebut pihak MRT memberikan keleluasaan untuk menghimpun data sebanyak mungkin. Nantinya benda bersejarah itu akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan yang membidangi hal ini.
"Kalau artefak kita serahkan semua kepada DKI, ownernya DKI (Disbud) bukan MRT, itu kan projectnya MRT juga bagian dari DKI. Jadi kita harus kepada institusi yang berwenang, siapa itu, Dinas Kebudayaan," kata Junus.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta Mohamad Aprindy mengungkap temuan artefak zaman kolonial Batavia dan Sunda Kelapa di lokasi pembangunan MRT Fase 2 Bundaran HI-Kota. Menurutnya, hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan MRT Fase 2.
"Tantangan berikutnya adalah yang mendampingi kami Badan Arkeologi Nasional untuk membantu kami karena banyak temuan di fase dua ini, temuan-temuan artefak lama ada dari zaman Batavia, Sunda Kelapa," kata Aprindy.
Selain itu, di utara proyek MRT CP203, penemuan tumpukan terakota diangkat dan dipindahkan sementara ke dekat Stasiun Jakarta Kota. Kemudian di bagian tengah proyek terlihat potongan terakota lengkap dengan pipa dan batu bata zaman kolonial yang siap diangkat.
Sementara di sisi selatan proyek MRT CP203 atau tepatnya dekat Pasar Glodok terlihat sejumlah pekerja tengah membersihkan terakota dan berusaha untuk mengangkatnya.
"Ini adalah salah satu yang krusial, kita menemukan satu struktur sepanjang 400 meter dan itu dari abad 18 yang tidak ditemukan di tempat mana pun juga di kota lain di Indonesia," ujarnya.
PT MRT Jakarta juga membuat galeri pembangunan MRT di Stasiun Jakarta Kota. Di galeri itu, masyarakat bisa melihat temuan-temuan artefak tersebut.
"Kami buatkan visitor center galeri MRT di sana itu, dan itu ada di tengah Stasiun Kota. Fungsinya itu selain itu masyarakat atau penumpang kereta yang turun di Kota itu bisa tahu informasi seputar tentang MRT, juga ada display terkait peninggalan artefak," ujar Aprindy.
Editor : Trisna Eka Adhitya