Hadapi 2030 Soal Digital Ekonomi, Erick Thohir: Kurang Lebih Rp4.800 Triliun

JAKARTA, iNewsMojokerto.id - Pertumbuhan digital ekonomi di Indonesia di tahun 2030 diprediksi mengalami kenaikan signifikan. Hal ini didukung oleh jumlah masyarakat kelas menengah (middle clas) di Indonesia yang diperkirakan akan mencapai 145 juta jiwa pada 2023 mendatang. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, dengan jumlah kelas menengah yang terus mengalami kenaikan diharapkan mampu berkontribusi besar terhadap ekonomi makro nasional.

Baca Juga

Wasit Sepak Bola di Indonesia Akan Diakrabkan dengan VAR, Siap-siap Habiskan Biaya Miliaran

"Kita lihat dengan kelas menengahnya, jumlah kelas menengah di 2030 itu kurang lebih 145 juta, bukan angka yang kecil, banyak negara yang tidak punya middle clas sebanyak ini, artinya potensi yang luar biasa," ungkap Erick dalam Peluncuran BUMN Startup Day 2022 yang berlangsung di Gedung Kementerian BUMN, Selada (23/8/2022).

Jika benar hal itu terwujud, maka jumlah kelas menengah di Indonesia akan mengungguli angka kelas menengah di sejumlah negara.

"Ini merupakan market besar dan harus dimanfaatkan,” ucap Erick.

Baca Juga

PAN Usulkan Nama Ini Jadi Cawapres Ganjar Atau Prabowo

Menurut dia, hal ini pula yang melatari peluncuran BUMN Startup Day 2022 untuk memperkuat ekosistem digital di Indonesia yang sebagian besar menjangkau masyarakat kelas menengah. Pasalnya, ekonomi digital dalam negeri diperkirakan tumbuh Rp4.818 triliun pada 2030. 
 
Dengan angka tersebut, maka dipastikan Indonesia akan menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital di Asia Tenggara. Oleh karenanya, Indonesia juga harus beradaptasi untuk perubahan tersebut. 

"2030 saya rasa tidak lama lagi, dan tentu angka-angka posisi kita secara ekonomi di 2030 ini luar biasa, digital ekonomi kita di 2030 kurang lebih Rp 4.800 triliun, artinya apa ekonomi digital kita yang terbesar di Asia tenggara," ungkap Erick Thohir. 

Editor : Trisna Eka Adhitya