Ponpes Denanyar Jombang Minta Kasus Kematian Affan Kurniawan Diproses Transparan, Dipublikasi!

Zainul Arifin
Pengasuh Ponpes Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam. Foto: iNewsMojokerto/Zainul Arifin

JOMBANG, iNewsMojokerto.id - Pengasuh pondok pesantren (Ponpes) Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang, KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam meminta kasus kematian pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan diproses secara transparan dan dipublikasikan.

"Penanganan kasus harus ada transparansi dan publikasi sehingga membuat masyarakat ini betul-betul puas dengan proses proses yang dilakukan oleh pihak kepolisian," kata Gus Salam di Ponpes Denanyar Jombang.

Gus Salam mengaku prihatin dengan insiden itu. Ia pun menilai kematian Affan Kurniawan yang tengah berjuang mencari nafkah untuk keluarga adalah syahid. 

“Kami telah melaksanakan salat gaib, mendoakan saudara kita, Affan Kurniawan. Menurut kita orang bekerja itu sama dengan orang jihad, maka saya katakan Pak Affan ini syahid fisabilillah," ujarnya.

Cucu KH Bisri Syansuri, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini pun mendorong pelaku harus dihukum sesuai dengan undang undang yang berlaku. Tidak cukup hanya dengan etik, sebab peristiwa itu merupakan pelanggaran HAM (hak asasi manusia) dan pelanggaran kemanusiaan.

Affan Kurniawan meninggal  dilindas mobil rantis Brimob di Jalan Penjernihan, Jakarta Pusat, Kamis 27 Agustus 2028. Peristiwa terlindasnya Affan oleh mobil Brimob disaksikan langsung banyak peserta aksi dan terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial.

Peristiwa itu memicu kemarahan para pengemudi ojek online dan warga. Massa berbondong-bondong mendatangi Mako Brimob Kwitang untuk menuntut keadilan bagi ojol yang dilindas rantis Brimob.

Sejauh ini, polisi menyatakan telah memproses tujuh orang anggotanya yang diduga melindas Affan Kurniawan. Tujuh anggota tersebut juga ditahan di Penempatan Khusus (Patsus) dan diproses oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

Menyayangkan Aksi Anarkis

Gus Salam mengatakan gejolak sosial yang terjadi belakangan ini tidak lepas dari tekanan ekonomi masyarakat, maraknya PHK, hingga perilaku elite politik (DPR RI) yang dinilai kurang peka terhadap kondisi rakyat. Namun, aksi anarkis mengiringi penyampaian aspirasi tidak dibenarkan. Menurut dia, tidak ada negara yang bisa maju ketika keamanan tidak terjaga.

"Unjuk rasa merupakan hal wajar dalam demokrasi, namun tidak boleh disertai tindakan perusakan. Tapi kalau anarkis, aparat harus bertindak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Karena ini kan meresahkan kita semua,” imbuhnya.

Sejak terjadinya kerusuhan di berbagai daerah hingga menelan korban jiwa dalam beberapa waktu ini, pihak pesantren bersama Nahdlatul Ulama (NU) intensif menggelar doa untuk Keselamatan Bangsa.

Editor : Zainul Arifin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network