Daftar Bacawali Surabaya, Dwi Astutiek Dinilai Sangat Kompetitif

Lukman Hakim
DR. Dwi Astutiek saat mengembalikan formulir pendaftaran bacawali ke DPD PSI Kota Surabaya. (Foto: Lukman Hakim)

SURABAYA, iNewsMojokerto.id - Setelah menunggu hampir lima tahun, harapan warga Surabaya kembali memiliki pemimpin perempuan yang tegas perlahan mulai terjawab. Itu ditandai dengan kehadiran DR. Dwi Astutiek, ke Kantor DPD PSI Kota Surabaya, Jumat ( 7/7/2024).

Kehadiran perempuan yang dikenal cukup dekat dengan mantan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa itu bukan sekedar silaturahmi biasa, tapi untuk mengembalikan berkas pendaftaran bakal calon walikota Surabaya.

Peraih Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Universitas Airlangga Surabaya itu datang dengan ditemani beberapa orang dekatnya termasuk beberapa pengurus fatayat NU Kota Surabaya.

"Ini adalah ihtiyar atas dorongan beberapa tokoh masyarakat, ormas sekaligus memenuhi panggilan dari beberapa tokoh partai politik," kata Dwi Astutiek usai mengembalikan berkas pendaftaran Bacawali tersebut.

Bukan hanya satu dua tokoh sebenarnya yang memotivasi dirinya untuk ikut berkompetisi dalam memperbaiki masa depan Surabaya. Tapi ada banyak tokoh hingga tingkat nasional yang mendorongnya untuk maju berkontestasi di Pilwali Surabaya.

"Itu hanya lokal ya, karena ada yang dari Jakarta yang tidak elok kalau saya sampaikan di forum ini," terang perempuan yang kini menjabat Sekretaris Dewan Pendidikan Jawa Timur ini.

Dwi - panggilan akrab perempuan kelahiran 1971 tersebut, bahkan bercerita belum lama ini, ada dua tokoh yang merayunya untuk mendampingi menjadi bakal calon wakil walikota.

"Saya diundang di satu acara yang menghadirkan banyak orang. Eh, ternyata dalam acara tersebut beliau memperkenalkan diri sebagai calon walikota dan mengenalkan saya sebagai calon pendampingnya. Kaget saya, " cerita Dwi.

Dewan Pakar muslimat NU Jawa Timur itu, menilai siapapun memiliki hak untuk memberikan yang terbaik bagi warga Kota Surabaya. Yang penting semua calon walikota harus siap-siap dibelejeti warga Surabaya dan tim seleksi dari partai politik.

"Kalau mau warga Surabaya lebih baik dan berdaya, ya sejak awal pemimpinnya harus bersih. Kalau ada orang yang mengurai tentang saya ya tentu saya akan dengan senang hati menerima kritik dan cacian mereka," kata Dwi.

Dia sendiri juga mengaku, sebelum mendaftar ke PSI, sudah terlebih dahulu berkomunikasi dengan (plt) Ketua DPD PSI Kota Surabaya, Shobikin.

Hasil komunikasi itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa dirinya segera menyerahkan berkas pendaftaran ke PSI.

Terpisah, Shobikin menilai hingga saat ini hanya Dwi Astutik satu-satunya bakal calon walikota Surabaya perempuan yang mendaftar ke PSI. 

"Sebagai representasi perempuan, langkah Bu Dwi Astutiek sungguh patut diapresiasi oleh siapapun," puji Shobikin.

Dalam pandangan PSI, keberanian Dwi Astutiek untuk mendaftar sebagai bakal calon walikota, harus dimaknai sebagai langkah awal untuk berbuat yang terbaik demi warga Surabaya.

"Selain memiliki keberanian, Bu Dwi juga telah menunjukkan niat baik untuk membangun Kota Surabaya. Itu merupakan nilai yang luar biasa," demikian Shobikin menegaskan. 

Shobikin menambahkan, semua calon yang mendaftar memiliki peluang yang sama dalam mendapatkan rekom dari PSI. Yang pasti partainya, sesuai arah dan kebijakan DPP akan sangat selektif menelusuri rekam jejak calon yang akan diusung.

"Kita pasti pelototi plus-minus tiap calon yang mendaftar ke PSI. Tapi keputusan akhirnya tetap di DPP. Kita hanya memfasilitasi saja," terang Shobikin.

Bagaimana peluang Dwi Astutiek? "Yang pasti, yang tidak mendapatkan peluang adalah mereka yang tidak sejalan dengan DNA PSI dan tidak memiliki komitmen dalam memberantas korupsi," sindir Shobikin.

Untuk diketahui, Jumat kemarin, Dwi Astutiek mengembalikan formulir pendaftaran calon walikota ke PSI. Dia ditemani 11 orang dari berbagai perwakilan komunitas dan organisasi.

Di antaranya, Sekretaris Fatayat NU Kota Surabaya, Nuri Mardiana, Ketua Koordinator UMKM Surabaya Barat, Evy Puspita, dan Ketua Organda Surabaya, H Sonhaji dan beberapa tokoh  lain, seperti Norman Fauzi. 

Editor : Trisna Eka Adhitya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network