MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id - Pengembangan potensi Desa Pohjejer, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto sebagai salah satu pilot projek dalam pembangunan kawasan pedesaan di Kabupaten Mojokerto menjadi perhatian tersendiri bagi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya). Bentuk perhatiannya adalah memberikan pendampingan berupa penyusunan rencana pengembangan potensi lokal yang dilakukan sejak bulan Agustus 2023.
Pendampingan ini merupakan program hibah perguruan tinggi Untag Surabaya yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Dalam hal ini, Untag Surabaya memberikan pendampingan terkait penyusunan perencanaan pengembangan potensi lokal pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Pohjejer.
Dua orang dosen ditugaskan dalam memberikan pengabdiannya kepada masyarakat pada kesempatan kali ini. Dua orang itu masing-masing Drs. Ute Chairuz M. Nasution. M.S dan Eko April Ariyanto. S.Psi., M.Psi.
Eko April Ariyanto menjelaskan, pendampingan ini dilakukan lantaran Desa Pohjejer berada di lokasi yang strategis sehingga memiliki potensi tinggi untuk mendongkrak Pendapatan Asli Desa (PADes).
"Beberapa desa yang butuh sembako, kebutuhan rumah tangga itu semuanya larinya ke Desa Pohjejer, sehingga kami berfikir kalau Bumdes itu bisa maksimalkan aset mereka yang berupa pertokoan di sekitar terminal, pasar, sentra UMKM, lahan parkir, area yang bisa digunakan untuk festival, mereka bisa mendapatkan banyak pemasukan dari situ," jelasnya saat dihubungi, Rabu (13/12/2023).
Mengawali pendampingannya, Eko meninjau berbagai potensi yang dimiliki oleh desa baik yang sudah dimiliki dan yang akan direncanakan untuk dibangun kedepan. Beberapa aset yang telah dimiliki yakni sentra pertokoan, pasar, area parkir, dan lapangan.
Sedangkan yang masih direncakan ada area bermain anak. Dengan berbagai potensi itu, melalui pendampingan perencanaan yang matang, Ari meyakini target PADes melalui Bumdes sebesar Rp.1 miliar dapat tercapai.
"Dengan menjadi sentra bagi desa-desa yang lain terutama untuk mensuport kebutuhan pokok misalkan, target Rp.1 miliar itu bisa terpenuhi kalau misalkan memang mereka bisa memanfaatkan desa kawasan," tutur dosen Psikologi Untag Surabaya ini.
Melalui program ini, Eko menyampaikan Bumdes juga diberikan pemahaman terkait analisis Strenghs, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT). Ia juga memberikan perencanaan biaya terkait pengembangan usahanya dalam jangka satu tahun kedepan.
Selama ini, Bumdes Pohjejer hanya menjalankan rencana pengembangan berdasarkan intuisi. Sehingga diharapkan dengan adanya pendampingan ini, peta pengembangan unit usaha Bumdes Pohjejer dapat mencapai target PADes.
proses pendampingan yang dilakukan Dosen Untag Surabaya kepada Bumdes Pohjejer. (Foto: istimewa)
"Yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah mengoptimalkan sentra-sentra yang mereka miliki," katanya.
Ia berharap dengan adanya pendampingan ini mampu menjadi bekal Bumdes Pohjejer dalam mengembangkan usahanya agar menjadi desa mandiri.
"Kalau tidak ditata dari sekarang itu akan susah sehingga kita perlu melakukan rencana pengembangan yang bisa digunakan untuk dasar pengembangan dari Bumdes yang mereka punya," pungkasnya.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait