MOJOKERTO, iNewsMojokerto.id- Batu tertua bergambar jerapah di Niger ini merupakan mahakarya petroglif terbesar di dunia. Petroglif batuan hewan terbesar di dunia yang dikenal sebagai 'Dabous Giraffes' ini terletak di Air Massif, Niger.
Petroglif atau ukiran pada batu tersebut diyakini dibuat antara tahun 12.000-7000 SM. Para ahli memperkirakan ukiran pada batu ini dibuat pada Periode Lembab Afrika (14.600-5.000 tahun yang lalu).
Di masa sekitar itu, wilayah Afrika tidak terlalu gersang. Gurun Sahara yang dikenal hari ini masih merupakan sabana yang sangat luas, terbentang ribuan mil.
Pada batuan yang diukir bergambar hewan dua ekor jerapah utuh mulai dari kepala, leher yang menjulang panjang, hingga ekor, dan pola bulunya.
Selain gambar jerapah tersebut, para peneliti juga melaporkan ditemukan sisa-sisa kayu yang membatu di kawasan tersebut.
Adanya petroglif dan kayu yang membatu memberikan bukti bahwa kawasan tersebut dulunya adalah area yang dapat menopang kehidupan hewan dan manusia.
Ukiran setinggi 6 m dan terdiri dari dua jerapah yang diukir pada 'Dabous Rock' ini dibuat dengan sangat detail. Ukiran jerapah tersebut pertama kali dicatat oleh arkeolog Perancis Christian Dupuy pada tahun 1987 dan didokumentasikan oleh David Coulson pada tahun 1997, saat melakukan ekspedisi fotografi ke situs tersebut.
Pada waktu kini, peneliti menemukan degradasi ukiran akibat aktivitas manusia pada petroglif jerapah tersebut. Oleh karena itu, melalui organisasi yang khusus dibuat untuk melindungi petroglif tersebut, Bradshaw Foundation, dibuatlah cetakan ukiran untuk dipajang.
Cetakan aluminium dari cetakan ini dipajang di bandara Agadez.
Tidak Hanya Satu Batu Bergambar Jerapah
Daerah Niger ini ternyata dilaporkan memiliki lebih dari 800 gambar yang terukir di bebatuan. 704 di antaranya adalah binatang (sapi, jerapah, burung unta, antelop, singa, badak, dan unta), 61 gambar manusia, dan 17 gambar prasasti di Tifinâgh.
Pergeseran pasir gurun menutupi permukaan batuan tersebut selama ribuan tahun. Kini organisasi Bradshaw Foundation berjuang untuk melindungi dan melestarikan berbagai temuan petroglif di wilayah Niger.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait