MOJOKERTO, iNews.id - Bergunjing atau ghibah dilarang dalam ajaran agama. Ghibah juga memberi efek negatif pada relasi sosial.
Ternyata, ilmu Psikologi punya penjelasan mengapa ghibah negatif lebih diminati. Psikologi memberi penjelasan bahwa ghibah berpengaruh pada otak.
Bagaimana sudut pandang psikologi menjelaskan apa itu ghibah atau bergunjing? Berikut lansiran Tim iNews dari laman Psychology Today selengkapnya.
Pandangan Psikologi tentang Ghibah
Pada dasarnya cukup sulit menghindari pembicaraan tentang orang lain. Manusia memiliki kecenderungan besar untuk membicarakan orang lain.
Hal tersebut bisa berefek baik jika topik yang dibicarakan pun baik. Misalnya, membicarakan bagaimana tips seseorang untuk menjadi sukses. Dengan sudut pandang yang positif, kita bisa mengambil pengalaman orang lain sebagai pelajaran.
Namun, bergunjing, ghibah, atau gosip bukan hanya kegiatan "membicarakan orang lain". Ghibah atau gosip berfokus pada informasi negatif.
Fokus pada sisi negatif inilah yang bisa memicu perasaan superior. Jika dilakukan secara intens, hal ini bisa memengaruhi kepribadian.
Adanya Perasaan Berkuasa Saat Ghibah
Menurut Psikologi, bergosip memberi orang perasaan berkuasa. Orang yang menggunjingkan orang lain diam-diam merasa diri "lebih".
Penelitian pun menunjukkan bahwa gosip berpengaruh secara emosional. Banyak orang yang terlibat secara emosi dalam topik yang dibicarakan sekalipun itu tidak berkaitan dengannya.
Fakta penelitian menarik lainnya adalah kebanyakan orang setuju bahwa "mengatakan hal-hal negatif tentang orang lain boleh saja, tetapi jangan mengatakan hal buruk tentang saya".
Efek Bergunjing pada Otak Berdasarkan Penelitian
Dikutip dari Psychology Today, sebuah penelitian tahun 2015 dilakukan untuk melihat pencitraan otak pria dan wanita saat mendengarkan gosip. Segmen penelitian dibedakan antara mendengar kabar positif dan negatif tentang diri sendiri dan selebriti (orang lain).
Penelitian ini menemukan bahwa caudate nucleus, pusat penghargaan di otak, tampak aktif saat mendengar gosip negatif tentang selebritas. Ini menunjukkan bagaimana skandal selebritas menarik minat orang.
Namun, itu tidak terjadi saat mendengar gosip negatif tentang diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa orang merasa lebih bahagia ketika mendengar gosip positif tentang diri sendiri dan gosip negatif orang lain.
Dengan demikian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang cenderung ingin menyesuaikan diri secara sosial. Tiap orang juga ingin orang lain melihatnya secara positif.
Editor : Trisna Eka Adhitya
Artikel Terkait